Semiskripsi


PENGARUH MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG) DALAM BUMBU MIE GEMEZ TERHADAP KESEHATAN ANAK-ANAK DI SDN AREN JAYA 17 BEKASI
Disusun oleh:
DESYCA RANTYANA (P2.31.33.0.14.007)
EVI NURFITRIA SARI (P2.31.33.0.14.010)
FIANI NURBAITI (P2.31.33.0.14.016)
INDAH KUMALA SARI (P2.31.33.0.14.018)
MUHAMMAD RIZKY TAYAN (P2.31.33.0.14.028)
EVI NURFITRIA SARI (P2.31.33.0.14.010)
FIANI NURBAITI (P2.31.33.0.14.016)
INDAH KUMALA SARI (P2.31.33.0.14.018)
MUHAMMAD RIZKY TAYAN (P2.31.33.0.14.028)
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
JAKARTA II
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
Jln. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru Jakarta 12120
Telp. 021.7397641, 7397643 Fax. 021.7397769
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
Jln. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru Jakarta 12120
Telp. 021.7397641, 7397643 Fax. 021.7397769
Jakarta, 04 Mei 2015

“Pengaruh Monosodium Glutamat (MSG) dalam Bumbu
Mie Gemez terhadap Kesehatan Anak-anak di SDN Aren Jaya 17 Bekasi”
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh:
Nama :
Kelompok 6
NIM :
Program Studi : Kesehatan Lingkungan
Jenjang :
Diploma Tiga (D.III)
Judul Karya Tulis Ilmiah : Pengaruh Monosodium Glutamat (MSG) dalam Bumbu Mie Gemez Terhadap
Kesehatan Anak-anak di SDN Aren Jaya 17 Bekasi
Untuk dipertahankan pada periode II-2014
dihadapan penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk
memperoleh Diploma Ahli Kesehatan Lingkungan (A.Kl) pada Program Diploma Tiga
(D.III) Jurusan Kesehatan Lingkungan di Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta
II
Jakarta, 04 Mei 2015
PEMBIMBING KARYA TULIS ILMIAH
Pembimbing : ..................................................
Asisten Pembimbing : ................................................
D O S E N P E N
G U J I
Penguji I :
.................................................. .................................................
Penguji II :
.................................................. .................................................
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Dengan mengucapkan
puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga pada akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.. Adapun
judul tugas akhir, yang kami ambil, sebagai berikut: Pengaruh Monosodium Glutamat (MSG) dalam Bumbu Mie Gemez Terhadap
Kesehatan Anak-anak di SDN Aren Jaya 17 Bekasi
Tujuan penulisan tugas akhir ini
dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan program Diploma Tiga (D.III) AKL
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II. Sebagai bahan penulisan diambil
berdasarkan hasil penelitian (eksperimen), observasi dan beberapa sumber
literatur yang mendukung penulisan ini. Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan
dan dorongan dari semua pihak, maka penulisan tugas akhir ini tidak akan
lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini, izinkanlah penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1.
Keluarga penulis
2.
Teman- teman
3.
Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Jakarta II.
4.
Ketua Jurusan Kesehatan
Lingkungan
5.
Serta semua pihak yang terlalu banyak
untuk disebut satu persatu sehingga terwujudnya penulisan ini. Penulis
menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini masih jauh sekali dari sempurna,
untuk itu penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang.
Akhir kata semoga tugas akhir ini dapat berguna bagi penulis khususnya
dan bagi para pembaca yang berminat pada umumnya.
Jakarta, 04 Mei 2015
Penulis
ABSTRAK
Kelompok 6. Pengaruh Monosodium Glutamat
(MSG) dalam Bumbu Mie Gemez Terhadap Kesehatan Anak-anak di SDN Aren Jaya 17
Bekasi. Karya Tulis Ilmiah. Jakarta:
Jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II, Mei
2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa penting
MSG berperan pada jajanan dan kadar MSG dalam sampel jajanan uji. MSG (Monosodium
Glutamat) adalah bahan yang digunakan untuk menyedapkan makanan supaya
terasa gurih dan lebih terasa di lidah. MSG juga kita kenal dengan sebutan
vetsin atau micin. Pada beberapa kasus Monosodium Glutamat (MSG) dapat
memicu reaksi alergi seperti gatal-gatal, bintik-bintik merah di kulit, keluhan
mual, muntah, sakit kepala dan migren. Selain itu, ada istilah “Chinese
Restaurant Syndrome” yaitu gejala pusing dan sesak bila mengonsumsi Monosodium
Glutamat (MSG) yang berlebih. Monosodium Glutamat (MSG) juga sangat
berpengaruh terhadap kesehatan dalam jangka panjang seperti hipertensi,
obesitas, kanker, Alzheimer, gangguan spermatogenesis, Parkinson, dan stroke.
Jenis penelitian yaitu penelitian survei deskriptif dan sampel ditentukan
dengan teknik purposive sampling. Pengolahan dan analisis data
menggunakan microsoft excel dan disajikan dalam bentuk tabel dan
deskriptif. Dari hasil analisis, didapatkan kadar Monosodium Glutamat (MSG) pada
6 sampel uji adalah bakso kasar 12,8 mg, bakso halus 15,34 mg, kuah bakso 216
mg, tela-tela 37,35 mg, nugget 23, 25 mg, dan sosis 22,88 mg. Berdasarkan hasil
tersebut kadar Monosodium Glutamat (MSG) pada keenam sampel uji dapat
dikatakan aman, karena tidak melebihi batas maksimum konsumsi per hari yaitu
120 mg/kg berat badan.
Kata kunci : Makanan jajanan, Monosodium Glutamat (MSG).
ABSTRACT
This research aims to determine how important a role on snacks MSG and
MSG levels in the test sample snacks. MSG
(Monosodium Glutamate) is the material used to boost the food so that it feels
more savory and tasted on the tongue. Also we know MSG as Msg or Micin. In some
cases, Monosodium glutamate (MSG) can trigger allergic reactions such as
itching, red spots on the skin, complaints of nausea, vomiting, headache and
migraine. In addition, there is the term Chinese Restaurant Syndrome are
symptoms of dizziness and tightness when eating Monosodium glutamate (MSG).
Monosodium glutamate (MSG) is also highly influential on health in the long
term such as hypertension, obesity, cancer, Alzheimer's disease, impaired
spermatogenesis, Parkinson 's, and stroke. This type of research is descriptive
and survey research sample was determined by purposive sampling technique.
Processing and data analysis using microsoft excel and presented in tables and
descriptive. From the results of the analysis, obtained by the levels of
Monosodium glutamate (MSG) in 6 samples test is 12.8 mg, rough meatballs
meatballs smooth 15,34 mg, the gravy Meatball 216 mg, tela, tela 37,35 mg,
nugget 23,25mg, and sausage 22,88 mg. Based on the results of such levels of
Monosodium glutamate (MSG) on the sixth test sample can be said to be secure,
because it does not exceed the maximum limit of consumption per day: 120 mg/kg
body weight.
Keywords
: Street food, Monosodium Glutamate ( MSG
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
....................................................................................................1
Halaman Logo
.........................................................................................................2
Halaman Judul ........................................................................................................3
Lembar Persetujuan
...............................................................................................4
Abstrak
...................................................................................................................
Kata Pengantar
.......................................................................................................
Daftar Isi
...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang .............................................................................................
1.2
Rumusan
Masalah …....................................................................................
1.3
Tujuan Penelitian ........................................................................................
1.4
Manfaat Penelitian
......................................................................................
1.5
Identifikasi
Masalah ...................................................................................
1.6
Pembatasan Masalah
...................................................................................
1.7
Ruang Lingkup ............................................................................................
BAB II Kajian Pustaka ...........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Untuk mendukung kecerdasan dan
produktivitas kerja, manusia perlu mengkonsumsi makanan yang sehat, yaitu
makanan yang mengandung zat-zat makanan yang diperlukan oleh tubuh. Di
Indonesia contoh pola makanan seimbang yang telah dikenal masyarakat luas
adalah pola makanan 4 sehat 5 sempurna, yaitu pola makanan yang disusun dengan
baik dan mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh.
Namun kenyataannya, banyak orang
yang lebih memilih mengkonsumsi makanan instan dengan berbagai alasan yang
mereka hadapi. Salah satu alasannya adalah karena kesibukan mereka. Padatnya
rutinitas perkerjaan membuat mereka tidak sempat untuk sekedar memasak makanan
yang sehat. Sifat makanan instan yang mudah didapat dan praktis penyajiannya,
menjadi pilihan alternative mereka untuk dikonsumsi sehari-hari.
Di zaman modern seperti sekarang,
para produsen makanan instan telah menciptakan berbagai inovasi rasa sehingga
para konsumen menjadi tertarik untuk mengkonsumsinya. Tetapi dibalik kelezatan rasa yang
diberikan oleh makanan instan, terdapat zat aditif buatan yang dicampurkan ke dalam makanan instan
tersebut. Zat aditif adalah bahan kimia yang dicampurkan ke dalam
makanan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas, menambahkan rasa dan
memantapkan kesegaran produk tersebut (Anonimous 2000). Namun banyak orang yang tidak
mengetahuinya bahkan mengabaikannya.
Dari berbagai senyawa pembangkit
citarasa yang beredar bebas di pasaran seperti misalnya monosodium glutamat
(MSG), 5 nukleotida, maltol (soft drink), dioctyl sodium sulfosuccinate (untuk
susu kaleng) dan lain sebagainya, ternyata hanya monosodium glutamat (MSG) yang
banyak menimbulkan kontroversi antara produsen dan konsumen (Winarno 2004).
Namun sejauh ini, belum banyak penelitian langsung terhadap manusia. Hasil dari
penelitian hewan memang diupayakan untuk dicoba pada manusia, tetapi
hasil-hasilnya masih bervariasi. Sebagian menunjukkan efek negatif MSG seperti
pada hewan, tetapi sebagian lainnya tidak. Yang sudah cukup jelas adalah efek
terjadinya migrain terutama pada usia anak-anak dan remaja seperti laporan
Jurnal Pediatric Neurology.
World
Health Organization (WHO) dan Food and Agricultural Organization (FAO)
menyatakan bahwa ancaman potensial dari residu bahan makanan terhadap kesehatan
manusia dibagi dalam 3 katagori yaitu : 1) aspek toksikologis, katagori residu
bahan makanan yang dapat bersifat racun terhadap organ-organ tubuh, 2) aspek
mikrobiologis, mikroba dalam bahan makanan yang dapat mengganggu keseimbangan
mikroba dalam saluran pencernaan, 3) aspek imunopatologis, keberadaan residu
yang dapat menurunkan kekebalan tubuh. Dampak negatif zat aditif terhadap
kesehatan dapat secara langsung maupun tidak langsung, dalam jangka pendek
maupun jangka panjang.
1.2 Identifikasi Masalah
Dilihat
dari uraian latar belakang masalah dapat diidentifikasi bahwa:
1. Manusia
perlu mengkonsumsi makanan yang sehat untuk mendukung kecerdasan dan
produktifitas kerja.
2. Banyak
orang yang memilih untuk mengkonsumsi makanan instan karena tidak memiliki
banyak waktu untuk menyiapkan dan membuat makanan sendiri.
3. Makanan
instan mudah didapat dan praktis penyajiannya.
4. Inovasi
rasa yang dimiliki makanan instan, menarik minat konsumen.
5. Kurangnya
pengetahuan masyarakat mengenai zat aditif serta dampaknya bagi tubuh.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah dijabarkan, maka penelitian ini dibatasi pada:
1. Objek
yang dijadikan bahan penelitian
adalah MSG yang terkandung dalam
bumbu makanan instan Mie Gemez.
2. Subjek yang diteliti adalah anak-anak di SDN Aren Jaya 17
Bekasi
1.4 Perumusan Masalah
Berdasarkan
uaraian latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
dengan topik pengaruh monosodium glutamat dalam bumbu Mie Gemez terhadap
kesehatan anak-anak di SDN Aren Jaya 17 Bekasi. Pertanyaan penelitiannya adalah
:
1. Apa
saja zat yang terkandung dalam Mie Gemez ?
2. Apa
saja pengaruh MSG dalam bumbu Mie Gemez terhadap kesehatan anak-anak ?
3. Apa
alasan anak-anak mengkonsumsi Mie Gemez ?
4. Apa
saja solusi yang dapat diterapkan untuk mencegah dampak buruk MSG ?
1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian
ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui
apa saja zat yang terkandung dalam Mie Gemez
2. Mengetahui
apa saja pengaruh MSG dalam bumbu Mie Gemez terhadap kesehatan anak-anak
3. Mengetahui
apa alasan anak-anak mengkonsumsi Mie Gemez
4. Mengetahui
apa saja solusi yang dapat diterapkan untuk mencegah dampak buruk MSG
1.6 Hipotesis Penelitian
Hipotesis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
MSG
yang terkandung dalam bumbu Mie Gemez berpengaruh terhadap kesehatan anak-anak
SDN Aren Jaya 17 Bekasi.
1.7 Kegunaan Penelitian
Kegunaan
penelitian ini yaitu:
1. Penulis: untuk menambah
wawasan dan pengetahuan tentang MSG.
2. Kampus:
1.8 Asumsi Keterbatasan Penelitian
Hambatan
penelitian
1.9 Ruang Lingkup
Dalam penelitian ini penulis meneliti dalam ruang lingkup
penggunaan Monosodium Glutamat (MSG)
dalam jajanan Mie Gemez yang terjadi di SDN Aren Jaya 17, Bekasi Timur.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1
Pengertian
2.1.1
Pengertian MSG
Definisi dan arti kata MSG (Monosodium Glutamat). MSG
adalah zat adiktif yang di peroleh sebagai hasil akhir dari pengolahan tetes
tebu (molasses
tebu). Komponen utama MSG adalah garam Natrium dan asam Glutamat
dengan perbandingan 1:3. Glutamat sebagai komponen terbesar dalam MSG merupakan
jenis asam amino non essensial yang terkandung di dalam protein berbagai jenis
makanan seperti daging, ayam, seafood, sayur-sayuran, dll. Fungsi
penambahan MSG dalam makanan adalah sebagai penguat rasa,
sehingga masakan menjadi lebih sedap dan lezat di bandingkan jika tidak di beri
bahan tambahan MSG/vetsin. Hampir disetiap bahan makanan mengandung zat aditif
khususnya monosodium glutamat (MSG) atau mononatrium glutamat yang merupakan
senyawa sintetik yang dapat menimbulkan rasa enak (flavour potentiator) atau
menekan rasa yang tidak diingankan dari suatu bahan makanan (Winarno,
1988:208).
MSG juga merupakan zat penyedap rasa yang
banyak digunakan oleh produsen makanan untuk membuat produknya menjadi lebih
enak. Zat tersebut merupakan pembentuk protein, sehingga apabila zat makanan
ditambahkan vetsin (MSG) akan berasa seperti ditambah kaldu daging (protein).
Ketika MSG ditambahkan pada makanan, dia memberikan fungsi yang sama seperti
glutamat yaitu mem-berikan rasa sedap pada makanan. MSG sendiri terdiri dari
air, sodium, glutamat . Sebenarnya MSG yang berbentuk kristal putih ini tidak
memiliki rasa, tetapi mempunyai fungsi sebagai penegas cita rasa (flavour
enhancer) makanan, terutama dari protein hewani (daging, ikan, ayam)
2.1.2
Pengertian Kesehatan
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sedangkan Pengertian
Kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1948
menyebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai “suatu keadaan
fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau
kelemahan”Pada tahun 1986, WHO, dalam Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan,
mengatakan bahwa pengertian kesehatan adalah “sumber daya bagi
kehidupan sehari-hari, bukan tujuan hidup Kesehatan adalah konsep positif
menekankan sumber daya sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik.
2.2 Kandungan
2.2.1 Kandungan MSG
Kandungan MSG MSG tersusun atas 78% Glutamat, 12% Natrium dan 10% air.
Kandungan glutamat yang tinggi itulah yang menyebabkan rasa gurih dalam segala
macam masakan. Glutamat itu sendiri termasuk dalam kelompok asam amino non
esensial penyusun protein yang terdap[at juga dalam bahan makanan lain seperti
daging, susu, keju, ASI dan dalam tubuh kita pun mengandung glutamat. Di dalam
tubuh, glutamat dari MSG dan dari bahan lainnyadapat dimetabolime dengan baik
oleh tubuh dan digunakan sebagai sumber energi usus halus.Senyawa ini adalah
gabungan dari sodium/natrium (garam), asam amino glutamate dan air. Penegas
cita rasa gurih ini dibuat melalui proses fermentasi tetes tebu oleh bakteri Brevi-bacterium
lactofermentum yang menghasilkan asam glutamat. Kemudian, dilakukan
penambahan garam sehingga mengkristal. Itu sebabnya, MSG sering ditemukan dalam
bentuk kristal putih.
2.2.2 Kandungan Mie Gemez
-Tepung
Terigu
-Tepung
Tapioka
-Minyak
Sayur
-Bawang
Merah
-Bawang
Putih
-Perisa
Ayam
-Kecap
-Gula
-Penguat
Rasa Mononatrium Glutamat
-Garam
-Natrium
Karbonat
-Natrium
Polifosfat
-Guar
Gum
-Pemanis
Sukralosa
-Pewarna
Makanan
Coklat
HT Cl 20285
-Pewarna
Makanan
Tartrazin
Cl 19140
-Pewarna
Makanan Kuning FCF Cl 15985
2.2.3 Nilai Gizi Mie Gemez
- Total Energi = 150 kkal
- Energi dari Lemak = 60 kkal
- Lemak Total = 6g / 10%
- Protein = 2g / 4%
- Karbohidrat Total = 20g / 7%
- Gula = 1g
- Natrium = 320mg / 14%
2.3 Manfaat
dan Kegunaan MSG
Penelitian
mengenai monosodium glutamat (MSG), ternyata tidak hanya sekedar untuk membuktikan
keamanannya. Para peneliti, juga mengeksplorasi manfaat MSG bagi
kesehatan. Dr. Kunio Torii dari Institute for Innovation Jepang mengungkapkan,
bahwa selain fungsinya sebagai pemberi rasa umami, ternyata glutamat juga
memiliki beberapa peranan penting bagi tubuh.
Beberapa
penelitian yang telah dilakukan menunjukkan, bahwa glutamat dapat meningkatkan
sekresi saliva, menekan obesitas, hingga mendukung kesehatan otak. “Asam
glutamat memiliki peranan tersendiri bagi tubuh, mulai dari ketika masuk di
mulut hingga proses pencernaan lanjutan dalam usus, “ kata Torii. Dia
menjelaskan, bahwa asam glutamat sebenarnya berada dalam darah dalam jumlah
konstan. Senada dengan
Torii, Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat IPB, Prof. Hardinsyah menjelaskan
peranan utama glutamat. “Glutamat sangat vital dalam mendukung fungsi otak
dan metabolisme, seperti produksi energi dan biosintesis protein. Di dalam
tubuh, sebagian besar glutamat terdapat dalam otot dan otak”. Lebih lanjut
Hardinsyah mengungkapkan potensi lain yang dimiliki glutamat. Menurutnya
kombinasi MSG dan garam dapur (NaCl) dapat mengurangi jumlah sodium total dalam
makanan untuk menghasilkan cita rasa enak, dibandingkan dengan hanya
menggunakan garam dapur secara tunggal. Hal ini dikarenakan, jumlah sodium
dalam 1 g MSG lebih rendah dibandingkan jumlah sodium dalam 1 g garam dapur.
Oleh sebab itu, dalam jumlah yang sama, sodium dalam garam dapur dapat
memberikan risiko yang lebih besar bagi penderita hipertensi.
2.4 Takaran
penggunaan MSG
Pada tahun 1959, Food and Drug Administration di
Amerika mengelompokkan MSG sebagai ”generally recognized as safe” (GRAS),
sehingga tidak perlu aturan khusus. Kemudian pada tahun 1970 FDA menetapkan
batas aman konsumsi MSG 120 mg/kg berat badan/hari yang disetarakan dengan
konsumsi garam. Mengingat belum ada data pasti, saat itu ditetapkan pula tidak
boleh diberikan kepada bayi kurang dari 12 minggu (Anonimous 2003). Dari
penelitian yang telah dilakukan selama lebih dari 20 tahun oleh para scientis
bahwa MSG aman untuk dikonsumsi, sejauh tidak berlebihan termasuk pada wanita
hamil dan menyusui. Dalam
peraturan Menteri Kesehatan RI No. 7221 Menkes/Per/IX/88 tentang bahan tambahan
makanan, jelas tercantum kata secukupnya dalam kolom batas maksimum penggunaan
asam glutamat.
Departemen kesehatan Indonesia beralasan ketika
merumuskan "Acceptable Daily Intake, Notspec-ifield) untuk MSG dengan kata
"secukupnya", berapa saja, asal masih dapat diterima lidah kita.
2.5 Dampak
Penggunaan MSG
A.
Chinese Restaurant Syndrome
Tahun
1968 dr. Ho Man Kwok menemukan penyakit pada pasiennya yang gejalanya cukup
unik. Leher dan dada panas, sesak napas, disertai pusing-pusing. Pasien itu
mengalami kondisi ini sehabis menyantap masakan cina di restoran. Masakan cina
memang dituding paling banyak menggunakan MSG. Karena itulah gejala serupa yang
dialami seseorang sehabis menyantap banyak MSG disebut Chinese Restaurant
Syndrome.
Bagaimana
sampai MSG bisa menimbulkan gejala di atas, masih dugaan sampai saat ini.
Tetapi diperkirakan penyebabnya adalah terjadinya defisiensi vitamin B6 karena
pembentukan alanin dari glutamat mengalami hambatan ketika diserap. Konon
menyantap 2 – 12 gram MSG sekali makan sudah bisa menimbulkan gejala ini.
Akibatnya memang tidak fatal betul karena dalam 2 jam Cinese Restaurant
Syndrome sudah hilang.
B.
Kerusakan Sel Jaringan Otak
Hasil
penelitan Olney di St. Louis. Tahun 1969 ia mengadakan penelitian pada tikus
putih muda. Tikus-tikus ini diberikan MSG sebanyak 0,5 – 4 mg per gram berat
tubuhnya. Hasilnya tikus-tikus malang ini menderita kerusakan jaringan otak.
Namun penelitian selanjutnya menunjukkan pemberian MSG yang dicampur dalam
makanan tidak menunjukkan gejala kerusakan otak.
Asam
glutamat meningkatkan transmisi signal dalam otak, gamma-asam aminobutrat
menurunkannya. Oleh karenanya, mengkonsumsi MSG berlebihan pada beberapa
individu dapat merusak kesetimbangan antara peningkatan dan penurunan transmisi
signal dalam otak (Anonimous 2006).
C.
Kanker
MSG
menimbulkan kanker betul adanya kalau kita melihatnya dari sudut pandang
berikut. Glutamat dapat membentuk pirolisis akibat pemanasan dengan suhu tinggi
dan dalam waktu lama. pirolisis ini sangat karsinogenik. Padahal masakan
protein lain yang tidak ditambah MSG pun, bisa juga membentuk senyawa
karsinogenik bila dipanaskan dengan suhu tinggi dan dalam waktu yang lama.
Karena asam amino penyusun protein, seperti triptopan, penilalanin, lisin, dan
metionin juga dapat mengalami pirolisis dari penelitian tadi jelas cara memasak
amat berpengaruh.
D.
Alergi
MSG
tidak mempunyai potensi untuk mengancam kesehatan masyarakat umum, tetapi juga
bahwa reaksi hypersensitif atau alergi akibat mengkonsumsi MSG memang dapat
terjadi pada sebagian kecil sekali dari konsumen. Beberapa peneliti bahkan
cenderung berpendapat nampaknya glutamat bukan merupakan senyawa penyebab yang
efektif, tetapi besar kemungkinannya gejala tersebut ditimbulkan oleh senyawa
hasil metabolisme seperti misalnya GABA (Gama Amino Butyric Acid), serotinin
atau bahkan oleh histamin (Winarno 2004).
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
3.2 Populasi dan Sampel
Dalam bab ini penulis
akan membahas populasi dan sampel dari hasil penelitian.
3.2.1
Populasi
Dalam
penelitian ini, akan dipilih satu populasi untuk pengambilan sampel. Menurut
Sugiyono populasi diartikan sebagai berikut.
Sugiyono menyatakan
bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya
orang, tetapi juga benda-benda alam yang lain. populasi juga bukan sekedar
jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karakteristik/sifat yang dimiliki oleh objek atau subjek itu.[1]
Dalam hal ini,
populasi dalam penelitian kami adalah anak-anak yang bersekolah di SDN Aren
Jaya 17, Bekasi Timur. Kami mengambil daerah itu secara acak sebagai tempat
penelitian karena lokasinya yang dekat dengan tempat tinggal kami, sehingga
kami mengambil daerah tersebut.
3.2.2 Sampel
Margono mengatakan bahwa sampel adalah sebagai bagian dari
populasi, sebagai contoh yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu.
Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada
populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti
dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari
dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu
sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif.[2]
Adapun pemilihan sampel yang kami lakukan adalah secara acak atau random sehingga diperoleh SDN Aren Jaya
17 Bekasi sebagai tempat penelitian.
3.3 Instrumen Penelitian
3.4 Pengumpulan Data
3.5 Analisis Data
BAB
IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Data
4.2 Pengujian Hipotesis
BAB V PEMBAHASAN
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa MSG adalah
zat adiktif yang di peroleh sebagai hasil akhir dari pengolahan tetes tebu (molasses
tebu). Komponen utama MSG adalah garam Natrium dan asam Glutamat
dengan perbandingan 1:3 yaitu 78% Glutamat,
12% Natrium dan 10% air.
Manfaat monosodium glutamat (MSG)
diantaranya dapat meningkatkan sekresi saliva, menekan obesitas, mendukung
fungsi otak dan metabolisme. Hal ini dapat
terjadi karena MSG mampu memproduksi energi dan biosintesis protein.
Dampak dari mengkonsumsi monosodium glutamat (MSG) secara
berlebihan diantaranya dapat menyebabkan chinese restaurant
syndrome, kerusakan sel jaringan otak, kanker dan alergi.
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Nama :
Desyca Rantyana
Tempat, Tanggal Lahir :
Kebumen, 20 Desember 1996
Alamat : Kp.
Cibitung, RT. 001 RW. 005, Cikarang Barat, Bekasi.
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Riwayat Pendidikan :
·
SD Negeri Telaga Asih 01
·
SMP Negeri 1 Cikarang Barat
·
SMA Negeri 1 Cibitung
·
D3 Kesehatan
Lingkungan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta 2
Pekerjaan :
Mahasiswi

Nama :
Evi Nurfitria Sari
Tempat, Tanggal Lahir :
Jakarta, 15 September 1995
Alamat : Jl. P.
Timor Raya No. 199, RT. 005 RW. 009 Kelurahan Aren Jaya, Perumnas 3, Bekasi
Timur.
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Riwayat Pendidikan :
·
SD Negeri Aren Jaya XIII Bekasi
·
SMP Negeri 3 Tambun Utara
·
SMK Bhakti Bangsa
·
D3 Kesehatan
Lingkungan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta 2
Pekerjaan :
Mahasiswi
Nama :
Fiani Nurbaiti
Tempat, Tanggal Lahir :
Bogor, 08 februari 1997
Alamat : Komplek Dit-Bekang Cibinong No. 55 RT. 007 RW.
005, Bogor.
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Riwayat Pendidikan :
·
SD Negeri Cibinong 03 Bogor
·
MTS Negeri Cibinong
·
SMK Kesehatan Logos
·
D3 Kesehatan
Lingkungan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta 2
Pekerjaan :
Mahasiswi

Nama :
Indah Kumala Sari
Tempat, Tanggal Lahir :
Bekasi, 13 November 1996
Alamat : Bumi Sani
Permai Blok G9 No. 5 RT. 009 RW. 014, Tambun Selatan, Bekasi Timur.
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Riwayat Pendidikan :
·
SD Negeri Aren Jaya
XVII Bekasi
·
SMP Negeri 6 Tambun
Selatan
·
SMA Negeri 2 Tambun
Utara
·
D3 Kesehatan
Lingkungan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta 2
Pekerjaan :
Mahasiswi

Nama :
Muhammad Rizky Tayan
Tempat, Tanggal Lahir :
Cirebon, 13 Oktober 1996
Alamat : Jl.
Haji Dimun No. 10 RT. 005 RW. 006
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Riwayat Pendidikan :
·
SD Negeri Sukamaju 3 Depok
·
SMP Negeri 3 Depok
·
SMA Negeri 3 Depok
·
D3 Kesehatan
Lingkungan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta 2
Pekerjaan :
Mahasiswa
0 comments:
Posting Komentar